Langsung ke konten utama

Materi Ekonomi || Kelas XII || Siklus Akuntansi dan Perusahaan Dagang



A.    PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba).

Sedangkan barang dagangan (merchandise inventory) adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali.  Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan tanpa merubah barang.

B.     PERBEDAAN ANTARA PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN JASA.

No

Ditinjau dari segi

Perusahaan dagang

Perusahaan Jasa

1

Kegiatannya Membeli dan menjual barang dagangan Memberikan pelayanan jasa

2

Pendapatannya Hasil penjualan barang dagang Hasil penjualan jasa

3

Bahan operasionalnya Beban penjualan dan beban administrasi umum Beban usaha dan beban luar usaha

 

C.    AKUN – AKUN KHUSUS YANG DIJUMPAI DALAM PERUSAHAAN DAGANG

Dalam perusahaan dagang,  akun-akun yang biasanya dijumpai antara lain :

  1. Akun Pembelian  adalah akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit.
  2. Akun Penjualan  adalah akun yang digunakan untuk menjual barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit.
  3. Akun Retur pembelian dan pengurangan harga adalah akun untuk mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
  4. Akun Retur penjualan dan pengurangan harga adalah akun untuk menerima kembali sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
  5. Akun  Utang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya utang dagang dan pelunasan  kewajiban atas pembelian secara kredit.
  6. Akun Piutang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan penerimaan  pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
  7. Akun Potongan pembelian adalah akun untuk mencatat potongan yang diterima pembeli karena melunasi utang dalam masa potongan.
  8. Akun Potongan penjualan adalah akun untuk mencatat potongan yang diberikan oleh penjual karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan
  9. Akun Beban angkut pembelian adalah akun untuk mencatat timbulnya beban angkut yang ditanggung pembeli.
  10. Akun Beban angkut penjualan adalah akun untuk mencatat beban angkut untuk mengirim barang yang ditanggung oleh penjual

D.    SYARAT PENYERAHAN BARANG DAN SYARAT PEMBAYARAN BARANG

Barang dagangan yang diserahkan kepada pembeli atau konsumen dapat dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :

  1. FOB Shipping Point (franco gudang penjual) artinya beban angkut barang sejak dari gudang penjualan sampai dengan gudang pembelian menjadi tanggungjawab pembeli.
  2. FOB Distinationt Point (franco gudang pembeli) artinya beban angkutan barang sejak dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.

Sedangkan syarat pembayaran barang dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Tunai atau kontan artinya pembayaran dilakukan saat terjadi transaksi.
  2. n/30 artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadinya transaksi.
  3. n/EOM (End of Month) artinya pembayaran dilakukan paling lambat akhir bulan.
  4. n/10 EOM artinya pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari setelah akhir bulan.
  5. 2/10,n/30 artinya bila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari atau kurang setelah tanggal transaksi, terdapat potongan 2%, jangka waktu kredit 30 hari.

E. PENCATATAN TRANSAKSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG.

Ada 2 metode pencatatan traksaksi yang berhubungan dengan perusahaan dagang, yaitu :

  1. Metode phisik atau periodik, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan tidak dilakukan secara kontinve, sehingga persediaan barang dagangan akhirnya dihitung secara fisik yang ada digudang.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :

No

Transaksi

Jurnal Umum

1.

Pembelian barang dagangan Pembelian                             Rp. xxx

Kas / Utang dagang                        Rp. xxx

2.

Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian) Kas / Utang dagang              Rp. xxx

Retur pembelian dan PH                 Rp. xxx

3.

Penjualan barang dagangan Kas / Piutang dagang           Rp. xxx

Penjualan                                         Rp. xxx

4.

Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan) Retur penjualan dan PH       Rp. xxx

Kas / Piutang dagang                      Rp. xxx

5.

Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli Beban angkut pembelian      Rp. xxx

Kas                                                  Rp. xxx

6.

Pembayaran beban  angkut barang yang dijual Beban angkut penjualan       Rp. xxx

Kas                                                  Rp. xxx

7.

Pembayaran utang dagang tanpa adanya potongan Utang dagang                       Rp. xxx

Kas                                                  Rp. xxx

8.

Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan Utang dagang                       Rp. xxx

Kas                                                  Rp. xxx

Potongan pembelian                        Rp. xxx

9.

Penerimaan pelunasan  piutang tanpa potongan Kas                                       Rp. xxx

Piutang dagang                               Rp. xxx

10.

Penerimaan pelunasan piutang dengan  potongan Kas                                       Rp. xxx

Potongan penjualan              Rp. xxx

Piutang dagang                               Rp. xxx

 

  1. Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara kontinve, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.

 

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :

No

Transaksi

Jurnal Umum

1.

Pembelian barang dagangan Persediaan barang  dagangan Rp. xxx

Kas / Utang dagang                           Rp. xxx

2.

Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian) Kas / Utang dagang              Rp. xxx

Persediaan barang dagangan             Rp. xxx

3.

Penjualan barang dagangan Kas / Piutang dagang           Rp. xxx

Penjualan                                          Rp. xxx

Harga pokok penjualan         Rp. xxx

Persediaan barang dagangan             Rp. xxx

4.

Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan) Retur penjualan dan PH       Rp. xxx

Kas / Piutang dagang                       Rp. xxx

Persediaan barang dagangan   Rp. xxx

Harga pokok penjualan                      Rp. xxx

5.

Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli Persediaan barang dagangan   Rp. xxx

Kas                                                    Rp. xxx

6.

Pembayaran beban  angkut barang yang dijual Beban angkut penjualan       Rp. xxx

Kas                                                    Rp. xxx

7.

Pembayaran hutang dagang tanpa adanya potongan Utang dagang                       Rp. xxx

Kas                                                  Rp. xxx

8.

Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan Utang dagang                       Rp. xxx

Kas                                                    Rp. xxx

Persediaan brg dagangan                Rp. xxx

9.

Penerimaan pelunasan  piutang tanpa potongan Kas                                       Rp. xxx

Piutang dagang                                  Rp. xxx

10.

Penerimaan pelunasan piutang dengan  potongan Kas                                       Rp. xxx

Potongan penjualan              Rp. xxx

Piutang dagang                                  Rp. xxx

 

F. JURNAL KHUSUS

Jurnal khususadalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agara dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akutansi perusahaan dagang ada 4 macam:

  1. Jurnal Penerimaan Kas (JKM), untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
  2. b.      Jurnal Pengeluaran Kas (JKK), untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
  3. Jurnal Pembelian (JB), untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva lain secara kredit.
  4. Jurnal penjualan (JP), untuk mencatat transaksi penjualan  barang dagangan secara kredit.

Disamping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap mempuyai Jurnal Umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus yang tersedia.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dapat dilakukan sebagai berikut :

Jurnal Khusus

Pencatatan

Akun didebit

Akun dikredit

  1. Jurnal penerimaan kas
Kas dan Potongan Penjualan Penjualan, Piutang dagang, Serba-serbi / rekening lain (Pendapatan, Retur pembelian, utang bank dan sebagainya)
  1. Jurnal pengeluaran kas
Pembelian, Utang dagang, Serba-serbi / rekening lain (Beban, Perlengkapan, Peralatan, retur penjualan dsb) Kas dan Potongan Pembelian
  1. Jurnal pembelian
Pembelian, Serba-serbi / rekening lain (Perlengkapan, Peralatan dan aktiva lainnya) Utang dagang
  1. Jurnal penjualan
Piutang dagang Penjualan
  1. Jurnal umum / memorial
Utang dagang, Retur penjualan, dan Akun lain yang perlu didebit Piutang dagang, Retur pembelian dan Akun lain yang perlu dikredit

 

G. BUKU BESAR PEMBANTU

Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama–nama pelanggan beserta jumlahnya. Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Bentuk buku pembantu sama dengan bentuk buku besar utama.

Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain  :

  1. Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur. Sumber pencatatan buku pembantu piutang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan piutang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal Umum dan Jurnal Penerimaan Kas
  2. Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan menurut nama kreditur. Sumber pencatatan buku pembantu utang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan utang dan dapat berasal dari Jurnal Penmbelian, Jurnal Umum dan Jurnal Pengeluaran Kas
  3. Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan. Sumber pencatatan buku pembantu persediaan berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas dan Jurnal Umum

 

H.  JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

       Untuk menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang sama dengan penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan jasa, hanya dalam perusahaan dagang masih terdapat jurnal penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan, yang dapat disusun sebagai berikut :

 

 

No

Macam Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian



 

a.

 Pemakaian perlengkapan  (Jumlah yang disesuai –

 Beban perlengkapan

Rp. xxx



kan adalah jumlah yang terpakai)

 Perlengkapan


 Rp. xxx

b.

 Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus diterima

          Piutang ……

 Rp. xxx



 Pendapatan …..


 Rp. xxx

c.

 Utang beban/beban yang masih harus dibayar

       Beban .… ..

 Rp. xxx




 Utang .……


 Rp. xxx

d.

 Utang pendapatan/pendapatan diterima di muka





 1)  Saat penerimaan dicatat sebagai utang (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang sudah terlampaui)

 …. diterima di muka

 Rp. xxx



              Pendapatan .…


 Rp. xxx


 2)  Saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan  (jumlah yang disesuaikan adalah jumlah yang belum terlampaui)

 Pendapatan .…

 Rp. xxx



          …. diterima di muka


 Rp. xxx

e.

 Beban dibayar di muka





 1)  Saat pembayaran dicatat sebagai harta (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang sudah  terlampaui)

 Beban .…

 Rp. xxx



 …. dibayar di muka


 Rp. xxx


 2)  Saat pembayaran dicatat sebagai beban (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang belum terlampaui)

 …. dibayar di muka

 Rp. xxx



 Beban .…


 Rp. xxx

f.

 Kerugian piutang/piutang yang tidak tertagih

Beban kerugian piutang

 Rp. xxx




   Cadangan kerugian piutang


 Rp. xxx

g.

 Penyusutan aktiva tetap

 Beban penyusutan AT

 Rp. xxx




 Akumulasi penyusutan AT


 Rp. xxx

h.

Persediaan Barang Dagangan





 1)  Metode/Pendekatan  Ikhtisar L/R

 Ikhtisar L/R

 Rp. xxx


 



 Persed.barang dagangan (awal)

 Rp. xxx

 



Persed.barang dagangan (akhir)

 Rp. xxx


 



 Ikhtisar L/R


 Rp. xxx

 


 2)  Metode/Pendekatan  Harga pokok penjualan

 Harga pokok penjualan

 Rp. xxx


 



           Persed.barang dagangan (awal)

 Rp. xxx

 



                Pembelian


 Rp. xxx

 



 Beban angkut pembelian


    Rp. xxx

 



 Persed.barang dagangan (akhir)

 Rp. xxx


 



 Retur pembelian dan PH

 Rp. xxx


 



           Potongan pembelian

 Rp. xxx


 



 Harga pokok penjualan


 Rp. xxx

 







 

I.  KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG UNTUK AKUN IKHTISAR R/L DAN AKUN HARGA POKOK PENJUALAN

 

Salah satu dari jurnal penyesuaian adalah jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan.  Untuk membuat jurnal penyesuaian dapat menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode harga pokok penjualan, maka dalam pencatatannya dapat dikemukakan sebagai berikut :

 

  1. a.      Untuk Akun Ikhtisar Laba/Rugi

Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing–masing.

Nama Perkiraan

NS

AP

NSD

L/R

Neraca

D

K

D

K

D

K

D

K

D

K

Ikhtisar laba/rugi

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

 

b.    Untuk Akun Harga Pokok Penjualan

Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredir pada kolom ayat penyesuaian,   dicari selisihnya.  Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit.

Nama Perkiraan

NS

AP

NSD

L/R

Neraca

D

K

D

K

D

K

D

K

D

K

Harga pokok penj.

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

 

J.  LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

Laporan keungan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan.  Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.

Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir

periode akuntansi.

Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tahap langsung (single step) dan bentuk bertahap (multiple step).

Penyajian laporan laba/rugi secara singkat sebagai berikut :

PD ________________________

Laporan laba/Rugi 

untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 200___

—————————————————————————————————–

Penjualan                                                                               Rp…………….

Retur penjualan dan Potongan penjualan                         Rp ……………

            Penjualan bersih                                                       Rp ……………

Harga Pokok Penjualan                                                                   Rp ………….

Laba kotor                                                                             Rp ……………

Beban Usaha (Beban penjualan & Beban admi. dan umum)       Rp ……………

Laba usaha                                                                            Rp ……………

Pendapatan di luar usaha                                                    Rp …………… +

                                                                                                Rp ……………

Beban di luar usaha                                                              Rp ……………

Laba bersih sebelum pajak                                                  Rp ……………

Pajak penghasilan                                                                 Rp ……………

Laba bersih setelah pajak                                        Rp ……………

                                                                                                            ===========

Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal.  Hal-hal yang diperhitungkan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah sebagai berikut

 

  1. Besar modal awal periode
  2. Besar laba atau rugi usaha
  3. Besar pengambilan pribadi pemilik atau prive
  4. Besar investasi tambahan dari pemilik
  5. Besar modal akhir periode

Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan, atau firma, sedangkan untuk perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT) istilahnya adalah laporan laba ditahan atau Return Earning Statement.

Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, yaitu laporan tentang besarnya harta, utang, dan modal perusahaan.  Penyusunan laporan necara pada perusahaan dagang caranya sama seperti menyusun laporan neraca dalam perusahaan jasa dan disusun sesuai dengan tingkat likuiditasnya

            Ada dua cara menghitung Laba / Rugi dalam Akuntansi :

  Pendapatan terdiri dari :

  1. Penjualan
  2. Pendapatan lain-lain

Beban terdiri dari :

  1. Retur penjualan dan Potongan penjualan
  2. Harga pokok penjualan
  3. Beban penjualan
  4. Beban administrasi


  5. Beban lain-lain
  6. Pajak penghasilan
    1. Laba / Rugi = Pendapatan – Beban
    2. Dari laporan perubahan modal :

Modal awal                  Rp ……………

Laba bersih                 Rp …………… +

Rp ……………

Prive pemilik               Rp ……………

Modal akhir                 Rp ……………

==========

 

 

 

 

K.  PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN  (Cost of Goods Sold)

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual selama periode tertentu.

Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :

  1. Persediaan Barang Dagangan awal (+)
  2. Pembelian (+)
  3. Beban angkut pembelian (+)
  4. Retur pembelian dan Pengurangan harga (–)
  5. Potongan pembelian (–)
  6. Persediaan Barang Dagangan akhir (–)

Contoh :

Diketahui data akuntansi per 31 Desember 2007 sebagai berikut :

Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00

Pembelian                                            Rp 75.000.000,00

Retur pembelian dan PH                   Rp   1.500.000,00

Potongan pembelian                          Rp   2.500.000,00

Beban angkut pembelian                  Rp   1.000.000,00

Persediaan barang dagangan (akhir)Rp 12.500.000,00

Diminta : Hitunglah besarnya HPP !

 

Jawab :

Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00 (+)

Pembelian                                            Rp 75.000.000,00 (+)

Retur pembelian dan PH                   Rp   1.500.000,00 (–)

Potongan pembelian                          Rp   2.500.000,00 (–)

Beban angkut pembelian                  Rp   1.000.000,00 (+)

Persediaan barang dag. (akhir)       Rp  12.500.000,00 ()

Harga Pokok Penjualan                     Rp 74.500.000,00

===============

 

 

 

 

 

 

 

 

 

L.  JURNAL PENUTUP (CLOSING ENTRY)

Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode.  Sumber penyusunan ayat jurnal penutup berasal dari kertas kerja kolom rugi–laba.

Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

Menutup akun

Jurnal Penutup

1. Pendapatan

Pendapatan

         Ikhtisar L/R

Rp xxx

 

Rp xxx

2. Beban

Ikhtisar L/R

         Beban-beban

Rp xxx

 

Rp xxx

3. Ikhtisar Laba Rugi jika diperoleh

    Laba

  Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R

K > D

Ikhtisar L/R

         Modal pemilik

      Rp

     xxx

 

Rp xxx

4. Ikhtisar Laba Rugi jika diderita rugi

    Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R

D > K

  Modal pemilik

         Ikhtisar L/R

Rp xxx

 

Rp xxx

5. Pengambilan prive

        Modal pemilik

         Prive pemilik

Rp xxx

 

Rp xxx

 

M.  JURNAL PEMBALIK

Jurnal Pembalik (Reversing Entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya.  Akan tetap tidak berarti semua jurnal penyesuaian dilakukan penyusunan jurnal pembalik. Bentuk Jurnal penyesuaian yang dibuat jurnal pembalik sebagai berikut :

 

 

 

Jurnal penyesuaian tentang

Bentuk Jurnal penyesuaian

Jurnal pembalik yang dibuat

1.   Utang beban

Beban ……..                   Rp xxx

          Utang ………                Rp xxx

Utang ……….                  Rp xxx

          Beban ……….                Rp xxx

2.   Piutang pendapatan

Piutang …….                  Rp xxx

          Pendapatan ………      Rp xxx

Pendapatan….. ….        Rp xxx

          Piutang  ………              Rp xxx

3. Beban dibayar di muka saat membayar  dicatat sebagai beban

 …….. dibayar di muka  Rp xxx

          Beban ………                Rp xxx

Beban….. …..                 Rp xxx

          ……… dibayar di muka Rp xxx

4. Pendapatan diterima

di muka saat Menerima

dicatat sebagai

pendapatan

Pendapatan ………         Rp xxx

          …… diterima di muka Rp xxx

……… diterima di muka Rp xxx

          Pendapatan ………        Rp xxx

 


 MANAJEMEN DAN BADAN USAHA

DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

 

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

 

URAIAN

6. Memahami manajemen badan usaha dalam

perekonomian nasional, pengelolaan koperasi dan kewirausahaan.

• Manajemen

• Badan usaha

 

  1. A.    MANAJEMEN UMUM

a.   Manajemen sebagai Ilmu.

Mengenai batasan manajemen, di bawah ini diutarakan beberapa ahli dari Sarjana Indonesia, diantaranya :

1.   Prof. Dr. Mr. S Prajudi Atmosudirdjo. Manajemen adalah menyelenggarakan sesuatu dengan menggerakkcan orang-orang, uang, mesin-mesin, dan alat-alat sesuai denagan kebutuhan.

2.   Dr. Sondang P Siagian, MPA. Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

3.   Drs. Karnadi Wargasasmita. Manajemen adalah mengatur, mengurus, memimpin; mengawasi pe­kerjaan-pekerjaan ke arah tujuan usaha

4.   Drs. The Liang Gie. Manajemen adalah proses yang menggerakkan tindakan-tindakan dalam usaha kerjasama manusia, sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

Beberapa definisi manajemen yang dikemukakan oleh sarjana-sar.jana Barat, antara lain :

1.   Webster’s Dictionary. Manajemen adalah tindakan mengendalikan, kecakapan dalam menjuruskan admisistrasi (Management is the act of managing, skill in directing administration)

2.   Harold Koontz dart O’Donnell. Manajemen adalah penyelesaian pekerjaan melalui kegiatan-kegiatan dari pada orang lain. (Management is getting thing done through the effort of other people)

3.   John D Millet. Manajemen adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasili­tas-fasilitas kerja terhadap orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi resmi untuk mencapai suatu tujuan. (Manage­ment is the process of dircting and fasilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal).

4.   George R Terry. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. (Management is the accomplishing of a predetermined objective through the effort of other people )

5.    Frederick W Taylor.

Beliau mengemukakan empat prinsip manajemen penting, yaitu :

a.         pengembangan metode kerja terbaik

b.         pemilihan serta pengembangan pekerja-pekerja

c.         usaha menghubungkan metode kerja terbaik dengan pekerja yang terpilih dan terlatih

d.         adanya kerjasama antara manajer dan non manajer, kerjasama mana melalui pembagian kerja, dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.

6.   Henry Fayol.

Ia menekankan pada pandangannya tentang manajemen sebagai suatu hal yang terdiri dari fungsi-fungsi.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa ‘Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber da­ya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu atau sebelumnya.’

b.   Unsur-unsur Manajemen

Unsur manajemen (tools of manajemen) tersebut terdapat 6 unsur, yaitu

1.   Man (Tenaga Kerja Manusia)

2.   Money (Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan)

3.   Mathodes (Cara kerja atau sistem kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan)

4.   Materials (Bahan-bahan yang diperlukan)

5.   Machines (Mesin-mesin yang diperlukan untuk mencapai tujuan)

6.   Market (Pasar atau pemasaran sebagai tempat untuk memperjualbelikan hasil produksi)

c.   Tingkatan Manajemen

      Menurut tingkatannya manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yang dapat digambarkan sebagai berikut  :

 

 

1. Top Management (Manajemen Puncak)

 

 

2. Middle Management (Manajemen Menengah)

3. First Lina Management atau Lower Management

(Manajemen Bawah)

B. PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN

a.  Prinsip Manajemen

Prinsip Manajemen adalah  suatu dalil umum yang dapat disimpulkan dari proses menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas, yang berlaku sebagai dasar petunjuk bagi seseorang dalam melakukan perbuatan-perbuatan atau menjalankan tindakannya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki

Satu-satunya yang membahas mengenai prinsip-prinsip manajemen adalah Henry Fayol terdapat 14 prinsip, diantaranya :  Pembagian Kerja (Disition of Labour), Kekuasaan (wewenang) dan tanggung jawab (Authority and Responsibility), Disiplin (Dicipline),  Kesatuan perintah (unity of command), Kesatuan Arah (Unity of Direction), Kepentingan individu harus berada di bawah kepentingan umum ( Subordinate of individual interest to general interest), Pembayaran upah yang adil (remuneration of personal), Pemusatan (Sentralisation), Rantai Skala atau Scalar Chain (line of authority), Tata tertib (order), Keadilan (equity), Stabilitas pegawai (Stability 0f tenure of personal), Inisiatif (initiative), dan Jiwa kesatuan (Esprits de corps)

 

b.   Fungsi-Fungsi Manajemen.

No

Nama Ahli

Judul Buku

Fungsi-fungsi manajemen

1.

Henry Fayol General And Industrial Management

1. Planning (perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Commanding (Pemberian Komando)

4. Coordinating (Pengkoordinasian)

5. Controlling (Pengawasan)

2.

Harold Koontz dan O’Donnel Principles of Management

1. Planning (perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Staffing (Penempatan Tenaga kerja)

4. Directing (Pemberian pengarahan)

5. Controlling (Pengawasan)

3.

George R Terry Principle of Management

1. Planning (perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Actuating (Penggerakan)

4. Controlling (Pengawasan)

4.

Dr. Sondang P Siagian Filsafat Administrasi

1. Planning (perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Motivating (Pemberian motivasi)

4. Controlling (Pengawasan)

5. Evaluating (Penilaian)

5.

Drs. The Liang Gie Ilmu Administrasi

1. Perencanaan

2. Pembuatan Keputusan

3. Pembimbingan

4. Pengkoordinasian

5. Pengendalian

 

C.  URAIAN SINGKAT TENTANG FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN.

Untuk lebih memberikan gambaran yang jelas tentang fungsi manajemen, di bawah ini diuraikan fungsi manajemen menurut GR Terry yang terdiri dari : Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

1.   Planning (Perencanaan) adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa. yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Atau dengan kata lain Perencanaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan waktu untuk mencapai tujuan

Suatu rencana yang baik harus berpedoman pada 5 W dan 1 H, yaitu :

a.   What, artinya tindakan apa yang hars dikerjakan.

b.   Why, artinya apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan

c.   Where, artinya dimanakah tindakan itu dilaksanakan

d.   When, artinya kapan tindakan itu dilaksanakan

e.   Who, artinya siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu

f.   How, artinya bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu.

  1. Organizing (Pengorganisasian) adalah mengalokasikan seluruh pekenjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang relatif serta tanggung jawab masing-masing individu, yang bertanggung jawab atas setiap komponen kerja dan menyediakan lingkungan keria yang tepat dan sesuai. Atau dengan kata lain Pengorganisasian adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengatur manusia atau karyawan atau pegawai.

 

Struktur Onganisasi

Dalam penyusunan struktur organisasi dikenal beberapa jenis hubungan, yaitu :

a.    Struktur organisasi garis (line relation)

Merupakan struktur organisani yang paling sederhana dan yang paling tua. Dalam struktur organisasi garis ini aliran tugas dan tanggungjawab terlihat dengan jelas dengan arah vertilkal, artinya wewenang mengalir dari atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab dari bawab ke atas.

  1. Struktur organisasi fungsional atau staf (Staff relation)

Organisasi fungsional atau staf bermula diciptakan oleh FW Taylor, dimana segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.

c.    Struktur organisasi Garis dan Staf

Pada bentuk organisasi garis dan staf, terdapat satu atau beberapa orang staf. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, yang tugasnya memberi nasehat dan saran da­lam bidangnya kepada pimpinan di dalam organisasi tersebut.

3.   Actuating (Penggerakan) adalah menempatkan semua anggota dari pada kelompok agar kerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Atau dengan kata lain Penggerakan artinya kegiatan yang berhubungan dengan memotivasi atau memberi semangat kepada karyawan atau pegawai

4.   Controlling (Pengawasan) adalah proses penentuan apa yang akan dicapai (standard), apa yang sedang dihasilkan (pelaksanaan), menilai pelak­sanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana, yaitu sesuai dengan standard. Atau dengan kata lain Pengawasan adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan atau mengawasi setiap pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi.

D. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN

  1. Manajemen Produksi adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial seperti planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisa­sian), actuaiting (Penggerakan) dan Controlling (Pengawasan), terhadap sistem-sistem produksi dengan tujuan agar produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

b.   Manajemen Pemasaran(Marketing Management) adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan penciptaan dan penyerahan barang atau jasa kepada konsumen atau masyarakat, agar dapat memperluas pasar bagi kemajuan suatu perusahaan ataupun industri.

c.   Manajemen Personalia atau Manajomen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam hal pengadaan, pengembangan, pemberi­an kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan terhadap sumber daya manusia secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasi.

d.   Manajemen Keuangan adalah aktivitas dari pada fungsi manajemen untuk menyediakan segala kebutuhan finansial yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan organisasi.

e.   Manajemen Admintstrasi/Akuntansi adalah cara mengajukan infor­masi mengenai administrasi atau akuntansi sedemikian rupa sehingga dapat membantu manajemen dalam menentukan garis-garis kebijaksanaan dan operasional sehari-hari dari pada suatu usaha.

  1. E.     BADAN USAHA.

a.   Pengertian Badan Usaha.

Dari uraian di atas lebih lanjut pengertian badan usaha dengan perusahaan dapat dikemukakan di bawah ini :

1.   Badan Usaha adalah suatu kesatuan yuridis ekonomis yang medirikan usaha untuk mencari keuntungan.

2.   Perusahaan adalah suatu kesatuan teknis dan tempat proses untuk memproduksi barang dan jasa secara efektif dan efisi­en.

b.   Jenis Badan Usaha.

Ditinjau dari lapangan usahanya, badan usaha digolongkan menjadi lima jenis, yaitu :

1.   Badan Usaha Ekstraktif adalah badan usaha yang kegiatannya mengambil hasil alam secara langsung, sehingga menimbulkan manfaat tertentu. Contohnya pertambangan, perikanan laut, penebangan kayu, pendulangan emas atau intan, dan sebagainya.

2.   Badan Usaha Agraris adalah badan usaha yang kegiatannya mengolah alam sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih ba­nyak. Contohnya Pertanian, perikanan darat, peternakan, perkebunan dan sebagainya.

3.   Badan Usaha Industri adalah badan usaha yang kegiataanya me­ngolah dari bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dikonsumsi. Cantohnya : perusahaan tekstil, meubelair, industri logam, kerajinan tangan, assembling dan sebagainya.

4.   Badan Usaha Perdagangan adalah badan usaha yang kegiatannya menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen, atau kegiatan pertukaran atau jualbeli. Contoh grosir, pedagang eceran, supermarket, perusahaan ekspor impor dan sebagainya.

5.   Badan usaha Jasa adalah badan usaha yang kegiatannya bergerak dalam bidang pemberian atau pelayanan Jasa tertentu kepada konsumen. Contoh : salon, dokter, bengkel, notaris, ansuransi, bank, akuntan dan sebagainya.

Ditinjau dari pemilikan modal, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1.   Badan  Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang modalnya milik negara, yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN bergerak disektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contoh : Perjan, Perum dan Persero.

2.   Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta, dapat berbentuk perseorangan maupun persekutuan. Contoh: Firma, Persekutuan Komanditer, Perseroan Terbatas, Koperasi dan sebagainya.

3.   Badan Usaha Campuran adalah badan usaha yang modalnya sebagian milik pemerintah dan sebagian milik swasta. Contohnya PERSERO. Modal yang dimiliki oleh badan usaha ini adalah 51% atau lebih dimiliki pemerintah dan paling banyak 49% dimiliki oleh swasta atau investor. Contoh : PT Telkom, PT Garuda, PT BNI 1946, PT Jakarta LLoyd dan sebagainya.

c.   Bentuk dan Fungsi Badan Usaha

Bentuk badan usaha menurut yuridis ekonomis atau menurut bentuk hukumnya dibedakan menjadi 7 macam, yaitu :

1.   Badan Usaha Perseorangan

Badan usaha perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang hanya didirikan oleh seorang, modalnya dart seorang dan ia sendiri yang memimpin dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan dengan tujuan untuk mendapat laba.

Kebaikan badan usaha perseorangan antara lain :

a)  Organisasinya yang mudah (ease of organization), karena aktivitas relatif terbatas dan perusahaan repatif kecil.

b)  Kebebasan bergerak (freedom of action). Pemilik mempunyai kebebasan yang luas, karena setiap keputusannya merupakan kata terakhir.

c)  Keuntungan jatuh pada seorang (retention of all profits)

d)  Pajaknya rendah (low tales)

e)  Rahasia perusahaan lebih terjamin (secrecy), karena umun­nya pengusaha sendiri yang menjalankan tugas-tugas penting.

f)  Ongkos organisasinya rendah (law organization cost).

g)  Dapat mengambil keputusan dengan cepat, karena tanpa menunggu persetujuan orang lain.

h)  Keuntungan yang besar akan menambah dorongan dan semaagat bagi pimpinan

Keburukan badan usaha perseorangan :

a)   Tanggung jawab pimpinam tidak terbatas (unlimited liability)

b)   Besarnya modal terbatas (limitazian on capital)

c)   Kelangsungan hidup atau kontinuitas tidak terjamin (lack of continuity)

d)  Kecakapan pimpinan yang terbatas, karena bila pimpinan tidak cakap, maka akan mengalami kemunduran

e)   Kerugian akan ditanggung sendiri

2.   Badan Usaha Firma

Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan dan menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama, dan masing-masing sekutu atau anggota memiliki tanggungjawab yang sama terhadap perusahaan. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas sehingga tidak ada pemisahan antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi atau prive. Apabila perusahaan menderita kerugian, maka seluruh kekayaan pribadinya dapat dijaminkan untuk menutup kerugian firma.

Kebaikan Firma diantaranya :

a)   Kebutuhan akan modal lebih mudah terpenuhi

b)   Pengelolaan perusahaan dapat dibagi-bagi sesuai dengan keahlian masing-masing sekutu

c)   Setiap resiko dipikul bersama-sama sehingga dirasakan tidak terlalu berat

d)   Keputusan yang diambil lebih baik karena berdasarkan pertimbangan lebih dari seorang

e)   Kemampuan untuk mencari kredit lebih besar, karena lebih dipercaya pihak ketiga (bank)

Sedangkan keburukan firma antara lain :

a)   Terdapat kemungkinan timbulnya perselisihan patam diantara para pemilik atau pendiri

b)   Keputusan yang diambil kurang cepat, karena harus menunggu musaywarah

c)   Akibat tindakan seorang anggota, akan menyebabkan terlibatnya anggota yang lain

d)   Perusahaan dikatakan bubar apabila salah seorang anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.

3.   Badan Usaha Persekutuan Komanditer

Persekutuan komanditer atau CV (Commanditaire Venootschaft) adalah Persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan usaha dimana satu atau beberapa orang sebagai sekutu yang hanya menyerahkan modal dan sekutu lainnya yang menjalankan perusahaan. Jadi dalam persekutuan komanditer dikenal dua sekutu, yaitu :

a.   Sekutu aktif atau sekutu bekerja atua sekutu komplementer, yaitu sekutu yang berhak memimpin perusahaan

b.   Sekutu pasif atau sekutu tidak bekerja atau sekutu komandi­ter (sleeping partner) yaitu sekutu yang hanya menyerahkan madalnya saja.

4.   Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan yang mamperoleh modal dengan mengeluarkan sero atau saham, dimana tiap orang dapat memiliki satu atau lebih saham, serta bertanggungjawab sebesar modal yang diserahkan.

Mendirikan PT harus dengan akta notaris dan harus ada ijin (per­setujuan dari Menteri Kehakiman dan PT tersebut harus diumumkan dalam berita negara (Lembaran Berita Negara), sehingga PT berbentuk Badan Hukum

 

Dalam akte pendiriannya harusmemuat :

a.   Nama PT dan Tujuannya tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum

b.   Nama-nama pendiri PT serta alamatnya

c.   Tempat kedudukan PT

d.   Jumlah modal PT

e.   Anggaran dasar PT

Modal yang disebutkan dalam anggaran dasar terdiri dari :

1.   Modal Statuter yaitu modal yang tecantum dalam neraca PT

2.   Modal yang ditempatkan yaitu sebanyak 20% dari modal statuter harus sudah terjual

3.   Modal yang disetor yaitu modal yang harus disetor ke kas PT, minimal 10% dan modal statuter.

Dalam PT ada tiga badan yang menentukan kelancaran jalannya kehi­dupan PT, yaitu :

a.   Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), mempunyai. kekuasaan tertinggi dalam PT. RUPS inilah yang berhak memilih dan mengangkat serta menetapkan gaji Direksi maupun Dewan Komisaris.

b.   Direksi (Direktur Utama) adalah seseorang yang memimpin dan bertanggungjawab atas jalannya PT.

c.   Dewan Komisaris adalah orang-orang yang dipilih para pesero (biasanya pesero yang memiliki sero terbanyak). Tugas Komisaris adalah mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi.

Kebaikan Perseroan Terbatas, antara lain :

–     Tanggung jawab pesero terbatas

–     Kebutuhan akan pengembangan modal mudah dipenuhi

–     Kontinuitas kehidupan PT lebih terjamin

–     Lebih dipercaya pihak ketiga dalam hal kredit

–     Efisiensi dibidang kepemimpinan

–     Lebih mampu memperhatikan nasib buruh dan kanyawan.

Sedangkan keburukan Perseroan Terbatas antara lain :

–     Perhatian pesero terhadap PT kurang

–     Biaya dalam PT lebih besar (biaya pendirian, biaya organisasi. dan biaya pajak perseroan)

–     Memimpin PT lebih sulit dari pada perusahaan bentuk lain.

 

5.   Badan Usaha Koperasi.

Sesuai dengan UU nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, Bab I Pasal 1, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

6.   Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia no. 17 tahun 1967, maka Perusahaan Negara digolongkan ke dalam tiga bentuk usaha Negara, yaitu :

a.   Perusahaan Jawatan (PERJAN) atau Departemen Agency, adalah perusahaan negara yang modalnya setiap tahun ditetapkan dalam APBN, bagi departemen yang bersangkutan.

Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain :

–     pengabdian/pelayanan kepada masyarakat (public service)

–     sebagai suatu bagian dari departemen/dirjen/direktorat/ pemerintah daerah

–     dipimpin oleh seorang Kepala.

–     memperoleh fasilitas negara

–     pegawainya pegawai negeri

–     pengawasan dilakukan baik secara hirarki maupun secara fungsional seperti bagian-bagian dari suatu Departemen/ Pemerintah Daerah

b.   Perusahaan Umum (PERUM) atau Public Corporation, adalah perusahaan negara yang modal seluruhnya milik negara (bera­sal dari kekayaan negara yang dipisahkan).

Contoh : Perum Husada Bakti, Perum Pegadaian, Perum Pelayaran dan sebagainya.

Ciri-ciri Perusahaan Umum antara lain :

–     melayani kepentingan umum .

–     umumnya bergerak dibidang jasa vital (public utility)

–     dibenarkan memupuk keuntungan

–     berstatus badan hukum

–     mempunyai nama dam kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti perusahaan swasta

–     hubungan hukumnya diatus secara hubungan hukum pendata

–     modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan nega­ra yang dipisahkan

–     dipimpin oleh seorang Direksi

–     pegawainya adalah pegawai perusahaan negara

–     laporan tahunan perusahaan, disampaikan kepada pemenintah

c.   Perusahaan Perseroan (PERSERO) atau Public State Company, adalah perusahaan negara yang modalnya terdiri dari saham-­saham yang dimiliki oleh pemerintah (seluruh atau sebagian besar), yang bergerak dibidang produksi dengan tujuan men­cari laba. Contoh : PT. Telkom., PT. Pos Indonesia, PT. Semen Gresik, PT. BRI, PT. Bank Mandiri dan sebagainya.

Ciri-ciri Perusahaan Perseroan antana lain :

–     memupuk keuntungan (profitability)

–     sebagai badan hukum perdata (yang berbentuk PT)

–     hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata

–     modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan negara yang dipisahkan (dimungkinkan joint dengan swasta nasional/asing)

–     tidak memiliki fasilitas-fasilitas negara

–     dipimpin oleh seorang Direksi

–     status pegawainya sebagai pegawai perusahaan swasta

–     peranan pemerintah sebagai pemegang saham

7.   Badan Usaha Perusahaan Daerah.

Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang modalnya berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan, baik yang didirikan oleh Pe­merintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten / Kota. Perusahaan daerah bergerak di bidang usaha umum yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contoh : PDAM, PD Sari Petojo Solo, PD Pasar Jaya Jakarta dan sebagainya.

F.    PENGGABUNGAN BADAN USAHA.

Kambinasi badan usaha sering dibedakan menjedi dua jenis, yaitu:

a.   Kombinasi vertikal adalah gabungan beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang berbeda-beda dalam proses produksi suatu barang atau barang produksinya berurutan. Misalnya : Untuk memproduksi kain, terdapat beberapa badan usaha seperti petani kapas, pengangkutan kapas, pemintalan, pertenunan dan penyempurnaan kain.

b.   Kombinasi Horisontal atau paralelisasi adalah gabungan dari beberapa badan usaha yang bekerja dalam tingkat yang sama dalam proses produksi barang atau gabungan dan beberapa badan usaha yang memproduksi atau menjual barang yang berlainan. Misalnya : penggabungan antara pabrik sabun cuci dengan pabrik sabun mandi, antara pabrik sikat gigi dengan pabrik pasta gigi, dan sebagainya.

 

Sedangkan bentuk kerjasama atau penggabungan badan usaha diantaranya adalah

a.   Kartel adalah bentuk kerjasama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama, dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi persaingan dan men­perluas atau menguasai pasar.

b.   Trust adalah peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah pe­rusahaan yang baru, sehingga diperoleh kekuasaan.yang besar dan monopoli.

c.   Holding Company adalah suatu PT yang besar yang menguasai se­bagian besar sero atau saham perusahaan lainnya, Secara yuridis badan usaha yang dikuasai tetap berdiri sendiri namun diatur dan dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai

d.   Concern

Sebenarnya consern sama halnya dengan Holding company yaitu memiliki sebagian besar saham-saham dari beberapa badan usaha. Perbedaannya adalah bahwa holding company sering berbentuk PT, sedangkan Concern sering dimiliki perseorangan, yaitu seorang hartawan yang mempunyai modal yang amat besar.

e.   Corner dan Ring adalah penggabungan beberapa badan usaha dengan tujuan mencari keuntungan yang besan, dengan cara menguasai pe­nawaran barang untuk memperoleh monopoli dan menaikkan harga.

f.    Syndikat adalah kerjasama sementara oleh beberapa badan usaha untuk menjual atau mengerjakan suatu proses produksi.

g.   Merger adalah penggabungan beberapa badan usaha dengan jalan meleburkan diri menjadi satu perusahaan baru. Jadi merger identik dengan trust.

h.   Joint Venture adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan modal bersama pula, dengan tujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

i.    Production Sharing adalah kerjasama bagi hasil antara pihak-pihak tertentu.

j.    Waralaba (Franchise) adalah Sistem usaha yang tidak memakai modal sendiri, artinya untuk membuka usaha dengan menggunakan investor lain (Franchisor)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Ekonomi KD 3.5 || Kelas X || Lembaga Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia

  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK. Dengan adanya OJK fungsi pengawasan lembaga keuangan bank ataupun bukan bank akan diambil alih oleh OJK. Sementara Bank Indonesia peranannya hanya sebagai bank sentral yang peranannya sebagai regulator kebijakan moneter. Pembentukan OJK dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan untuk melakuk...

Materi Ekonomi KD 3.6 || Kelas X || Bank Sentral, Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

  Bank Sentral   Bank sentral merupakan sebuah organisasi yang terdapat di antara pemerintah dan perbankan. Dengan demikian, bank sentral bukanlah seperti bank yang terdapat di tengah-tengah masyarakat pada umumnya yang melayani simpanan dan pinjaman. Bank sentral ialah suatu lembaga yang melaksanakan kebijakan publik lewat sektor perbankan untuk memberikan pengaruh terhadap variabel ekonomi. Dalam hal apa lagikah bank sentral berbeda dengan bank umum ataupun lembaga keuangan lainnya? Mungkin kamu sudah mengetahui bahwa bank umum dan lembaga keuangan pada umumnya memiliki prinsip untuk memaksimalkan laba. Namun, bank sentral tidak mengutamakan prinsip tersebut, melainkan menekankan efisiensi demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya bagi masyarakat. Apa Fungsi Bank Sentral ? Penerbit uang atau alat pembayaran yang sah guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaksana dan perumus kebijakan moneter. Penyedia jasa perbankan dan agen kepada pemerintah dan sering sebagai p...